Minggu, 25 September 2011

Malam Seperti Aku

Malam kelam, mencekam dan menakutkan
Sendiri, tak ada bulan serta bintang yang menemani
Tak menarik untuk dilihat dan dinikmati
Namun ia hanya bisa diam merenungi diri
Tak dapat mengungkapkan yang dirasa
Tak tahu apa yang harus dilakukan
Ia hanya bisa menangis
Tetes demi tetes air matanya jatuh ke Bumi
Tidak dapatkah orang lain mengetahuinya?
Mengetahui bahwa sebenarnya ia sangat rapuh?
Merasa kosong, hampa, sendiri serta tak berguna
HIngga ia merasa lelah, muak
dan putus asa hingga ingin mengakhiri semua
Andai mereka semua tahu
Andai mereka mau menengok dan mencermati
Banyak hal yang ditutupi melalui senyum serta tawa
Namun sekali lagi ia hanya bisa diam, diam lalu menangis
Sadar bahwa dirinya tak berarti
Dan tak akan ada yang mau untuk memahami arti bahasa hati
Kini ia hanya bisa pasrah pada takdir Ilahi
Menunggu kapan semua penderitaan ini diakhiri....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar